Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 BUMN Masuk Daftar Perusahaan Terbesar Dunia, Siapa Saja?

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 14 Juni 2019 |10:31 WIB
4 BUMN Masuk Daftar Perusahaan Terbesar Dunia, Siapa Saja?
Foto: Koran Sindo
A
A
A

Adapun PT Telkom Indonesia yang merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia memiliki aset USD 13,8 miliar dan nilai kapitalisasi pasar perusahaan dilaporkan mencapai USD 27,2 miliar. Pendapatannya mencapai USD 9,4 miliar dengan perolehan laba USD 1,3 miliar.

Selanjutnya BNI menjadi bank BUMN ketiga yang masuk dalam daftar perusahaan publik terbesar di dunia. Bank ini memiliki aset sebesar USD 56,2 miliar dengan nilai kapitalisasi pasar USD 13,1 miliar. Adapun pendapatan mereka mencapai USD 4,9 miliar dengan raihan laba USD 1,1 miliar.

Sementara itu BCA memiliki aset USD57,4 miliar dan nilai pasar USD49,4 miliar. Bank swasta terbesar Tanah Air ini memiliki pendapatan USD5,2 miliar dengan keuntungan yang diraih USD1,8 miliar.

Adapun Gudang Garam punya aset USD4,8 miliar dan nilai pasar USD10,8 miliar dengan pendapatan USD6,7 miliar dan keuntungan sebesar USD547 juta.

Baca Juga: Bandara Kulonprogo Layani Penerbangan Internasional di Akhir April

Persaingan AS Versus China

Daftar kali ini tidak mengalami banyak perubahan. Posisi pertama masih diduduki Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) sejak tujuh tahun terakhir. Perusahaan keuangan milik Pemerintah China itu memiliki aset lebih dari USD4 triliun dengan jumlah karyawan hampir mencapai setengah juta orang.

Dari 61 negara yang masuk ke dalam daftar, AS menyumbangkan perwakilan terbesar dengan 575 perusahaan, diikuti China dengan 309 perusahaan dan Jepang dengan 223 perusahaan. Kondisi ini berubah drastis sejak 2003.

Saat itu AS diwakili 776 perusahaan, sedangkan China hanya 43 firma. Persaingan antara AS dan China tidak terhindarkan sejak beberapa tahun lalu. Selain mendominasi jajaran 10 besar, kedua negara juga menjadi dua dari tiga negara yang paling banyak menambahkan perusahaan baru pada tahun ini.

AS tercatat menambahkan sekitar 16 perusahaan, sedangkan China 18 firma. Meski menghadapi perlambatan pertumbuhan pro duk domestik bruto (PDB) dan perang dagang dengan AS, China tetap mampu memperkuat eksistensinya di dalam daftar 2. 000 Global Forbes.

Untuk pertama kali sejak 2003, China menjadi negara dengan perwakilan terbanyak di jajaran 10 besar dengan 5 firma. AS harus rela berada di belakang China dengan 4 perusahaan setelah Berkshire Hathaway terjungkal dari jajaran 10 besar.

Nilai komposit Berkshire lebih kecil bila dibandingkan dengan 10 perusahaan lain akibat buruknya performa Kraft Heinz yang mengalami kerugian USD10,2 miliar dan jatuh 400 peringkat ke urutan ke-548.

Forbes mengurutkan daftar berdasarkan nilai komposit dari pendapatan, laba, aset, dan nilai pasar perusahaan di dunia. Hasil perhitungannya dapat menjadi cerminan kondisi ekonomi global saat ini. Pada edisi 2019, total pendapatan 2.000 perusahaan global mencapai USD40 triliun dengan aset USD186 triliun.

Perbankan dan keuangan menjadi sektor yang paling banyak memiliki perwakilan di dalam daftar 2 . 000 Global Forbes, yakni 453 perusahaan atau 1/5 dari total perusahaan. Sebagian besar perbankan AS juga menjalankan performa bagus setelah adanya pengurangan pajak. JPMorgan dan Bank of Amerika juga naik peringkat. Perusahaan konstruksi seperti China State Construction Engineering Corp juga melalui tahun yang positif dalam 12 bulan terakhir.

Faktanya industri itu menjadi sektor kedua terbanyak dengan 123 perusahaan, 35% di antaranya berasal dari China mengingat gencarnya pembangunan infrastruktur. Yang menyusul berikutnya adalah minyak dan gas.

(Muh Shamil/Ichsan Amin)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement