Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Awas, Karyawan Berpotensi Dimata-matai Atasan bak 'Dipenjara'!

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 23 Juli 2019 |17:38 WIB
   Awas, Karyawan Berpotensi Dimata-matai Atasan bak 'Dipenjara'!
Foto: Ist
A
A
A

Sistem Kerja Kontrak 2035

Dalam skenario ekonomi presisi, saat itu juga perusahaan bakal menggunakan data yang dikumpulkan oleh sensor untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien.

Ini memungkinkan mereka untuk membuat strategi tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan, dengan model kerja kontrak yang menjadi standar di sektor kesehatan dan ritel pada tahun 2035. Sensor yang semakin banyak juga akan memungkinkan perusahaan menganalisis setiap gerakan pekerja kontraknya.

Di ritel, sensor di dalam toko akan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang langkah kaki, sementara perangkat yang dikenakan di tubuh akan digunakan untuk melacak aktivitas staf, termasuk waktu saat tidak aktif dan tingkat penjualan.

Data ini akan digunakan para manajer untuk memberi penghargaan atau menghukum pekerja, yang diberi peringkat bintang berdasarkan data dan penilaian.

Karyawan Dimata-matai

Singh mengatakan, skenario mengerikan ini sudah terjadi dalam bentuk daftar presensi dan perangkat pengawasan yang memantau pekerja di gudang dan pusat panggilan.

Bethia Stone bekerja di agensi kehumasan yang menggunakan perangkat lunak daftar presensi yang mencatat aktivitas dalam kurun waktu 15 menit, 30 menit atau 1 jam, yang menyebabkan karyawan bekerja lembur dan berada dalam atmosfer "penuh tekanan dan kecemasan".

Saat masih menjadi pelajar, ia juga pernah diawasi ketika bekerja di sebuah swalayan yang memiliki tolak ukur produktivitas di pasaran.

"Aku harus memindai sejumlah item tertentu dalam satu menit, dan jika tidak sesuai target, saya dianggap berkinerja buruk dan bisa dikenakan tindakan disiplin."

Singh berkata, jenis pengawasan ini semakin meningkat jumlahnya. "Ketika pekerjaan menjadi lebih bervariasi, dan pekerja berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, perusahaan menuntut lebih banyak dari mereka."

"Ini bukan sekadar urusan memasukkan data presensi, ini merupakan masalah serius yang menyentuh privasi, kesejahteraan, otonomi dan tantangan untuk diperlakukan secara manusiawi di tengah dunia yang semakin mekanis."

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement