JAKARTA - Miliarder Peter Woo kehilangan USD 1 miliar atau Rp14,3 triliun (Rp14.300 per USD) dikarenakan adanya protes massa pro-demokrasi di Hong Kong telah berlangsung selama berminggu-minggu. Hal ini membuat kerugian yang cukup besar bagi dirinya.
Seperti diketahui, protes tersebut dimulai dengan kemarahan massa pada RUU ekstradisi dan berubah menjadi tuntutan untuk kebebasan yang lebih besar. Hong Kong memiliki kebebasan pers dan independensi peradilan di bawah prinsip "satu negara, dua sistem" tapi kebebasan itu dikhawatirkan oleh para aktivis semakin terkikis.
Baca juga: Verison Lepas Tumblr ke Pemilik WordPress
Peter Woo merupakan salah satu orang terkaya ke delapan asal Hong Kong. Atas kerugian tersebut, dirinya menentang aksi unjuk rasa di Hong Kong yang berkepanjangan. Dirinya kehilangan USD1 miliar dari total kekayaannya sekira USD11 miliar.
Aksi unjuk rasa di Hong Kong telah berlangsung sekira 10 minggu. Di mana membuat jalan-jalan menjadi ditutup, volatilitas dipasar saham terhambat, dan mengganggu penerbangan di bandara.
Baca juga: Ahli Waris Penemu Cat Rambut Ini Jadi Wanita Terkaya di Dunia
Perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh beberapa miliarder Hong Kong lainnya termasuk CEO Swire Pasific, Merlin Swire dan Pendii Sun Hung Kai Properties, Kwok sekeluarga mengeluarkan pernyataan yang mengecam protes tersebut.
Swire Pacific, pemilik maskapai Cathay Pacific juga merilis pernyataan pada 13 Agustus yang menyerukan diakhirinya "kegiatan ilegal dan perilaku kekerasan."
Baca juga: Fakta-Fakta Wanita Terkaya Dunia Berkat Warisan hingga Perceraian
"Swire Pacific sangat prihatin dengan kekerasan dan gangguan yang sedang berlangsung yang berdampak pada Hong Kong," kata konglomerat yang bermarkas di Hong Kong itu dalam pernyataannya.