JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) di Papua tidak melakukan rilis Inflasi Agustus yang seharusnya dilakukan pada hari ini. Hal tersebut imbas dari kerusuhan yang terjadi di Papua dalam beberapa hari belakangan ini.
Baca Juga: BPS: Inflasi Agustus 2019 di 0,12%
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, meskipun tidak melakukan rilis namun data inflasi Papua tetap dicantumkan. Dalam rilisnya, di Jayapura alami deflasi 0,14% dan Merauke juga alami deflasi 0,18%.
Deflasinya beberapa wilayah di Papua disebabkan adanya penurunan pada harga bahan makanan. Selain itu, tarif angkutan udara juga mengalami penurunan di dua wilayah tersebut.
Baca Juga: Papua Rusuh, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi?
"Hal ini karena ada penurunan bahan makanan dan makanan jadi, serta penurunan tarif angkutan udara," ujarnya dalam acara konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/9/2019)

Menurut pria yang kerap disapa Kecuk, alasan mengapa BPS Papua tidak melakukan rilis adalah karena dirinya memperbolehkan kepada para pegawai untuk bekerja di rumah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan para pegawai BPS yang ada di Papua.
“Memang saya bilang kepada teman-teman untuk selalu waspada,” ucapnya.

Kecuk pun berharap semua masyarakat bisa menjaga toleransi, sehingga kerusuhan di Papua cepat berhenti dan bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.
"Saya harap tetap waspada dan tidka terpancing dengan isu yang tidak terjawab dan saya harap tetap hormati keberagaman sesuai semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika," kata Kecuk.
(Dani Jumadil Akhir)