Meskipun begitu lanjut Randy, masi ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dikejar oleh negara-negara di Asia Tenggara. Karena dari jumlah 360 juta, hanya setengahnya saja yang sudah paham dan menggunakan teknologi digital untuk mengembangkan perekonomian.
“Yang berpartisipasi baru 180 juta. Setengahnya lagi mungkin udah berpartisipasi dengan Whatsapp tapi belum berpartisipasi di internet ekonomi. Jadi kesempatannya sangat besar. Kita sudah maju tapi kesempatan untuk maju masih sangat besar,” katanya.
Partner dan Leader of Asia Pacific Digital Practice dari Bain & Company Florian Hoppe mengatakan, meskipun tumbuh pesat namun masih ada beberapa gap yang harus dikejar oleh negara-negara di Asia Tenggara. Salah satunya adalah masih rendahnya akses keuangan digital dari masyarakatnya.
“Dengan 47 juta penduduk belum mendapatkan cukup layanan keuangan dan 92 juta penduduk sama sekali tidak memiliki akses, teknologi dan data dapat dimanfaatkan untuk mengubah cara orang Indonesia menangani pembayaran, transfer dana, pinjaman, investasi, dan asuransi online,” katanya.