40. Hashim Djojohadikusumo
Menduduki peringkat ke-40 dengan jumlah kekayaan sebesar USD800 juta atau Rp11 triliun. Hashim Djojohadikusumo mengendalikan Grup Arsari yang beragam. Kelompoknya memiliki investasi di perkebunan kelapa sawit, pulp dan kertas, pertambangan, logistik, dan layanan kargo.
41. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Pengusaha berusia 66 tahun ini memiliki kekayaan senilai USD780 juta atau Rp10,42 triliun.
Eddy Kusnadi Sariaatmadja mendirikan Emtek pada tahun 1983 sebagai distributor komputer Compaq eksklusif di Indonesia; dia memiliki saham mayoritas. Emtek saat ini mengendalikan 3 saluran TV Indonesia, termasuk SCTV, Indosiar dan O Channel.
42. Sudhamek
Pengusaha yang bergerak di bidang makanan ini mengantongi sebanyak USD745 juta. Sudhamek mengelola GarudaFood milik keluarga, salah satu produsen makanan dan minuman terkemuka di Indonesia, bagian dari Tudung Group. Ayahnya Darmo Putro mendirikan PT Tudung, pendahulu untuk GarudaFood, pada tahun 1958, dimulai dengan tapioka dan kemudian menambahkan kacang panggang.
43. Soegiarto Adikoesoemo
Ia memiliki kekayaan senilai USD730 juta atau Rp10,2 triliun. Soegiarto Adikoesoemo mendirikan AKR Corporindo sebagai pedagang bahan kimia pada tahun 1960 dan mendaftarkannya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. AKR Corporindo sekarang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi minyak bumi, layanan logistik, dan manufaktur bahan kimia.
Baca Juga: Dimakamkan Hari Ini, Ciputra Didapuk Jadi Orang Terkaya di Indonesia 2019 Nomor 25
44. Aksa Mahmud
Dengan kekayaan sebanyak USD710 juta atau Rp9,9 triliun, Aksa berhasil masuk ke-50 besar orang terkaya. Aksa Mahmud, pendiri Bosowa Corporindo, mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari pembuat semen Bosowa Semen. Dia memulai bisnisnya sebagai dealer Datsun di tahun 1970-an. Selain semen, bisnisnya beroperasi di sektor otomotif, properti, perbankan, pertambangan, dan energi.
45. Arifin Panigoro
Ia mengantongi kekayaan senilai USD670 juta atau Rp9,3 triliun. Arifin Panigoro mendirikan Medco Energi Internasional, perusahaan minyak dan gas yang terdaftar sekarang dikelola oleh saudaranya Hilmi. Panigoro juga memiliki perkebunan kelapa sawit, hotel dan saham di 2 bank.
46. Hamami
Hamami memiliki kekayaan sebanyak USD660 juta atau Rp9,2 triliun. Grup Tiara Marga Trakindo keluarga Hamami didirikan oleh Achmad Hamami, yang meninggal pada November 2019 pada usia 90 tahun. Mereka memiliki Trakindo Utama, distributor Caterpillar di Indonesia dan juga mengoperasikan restoran burger Carl's Jr. dan supermarket LOKA.
47. Edwin Soeryadjaya
Pengusaha berusia 70 tahun, ia memiliki kekayaan senilai USD635 juta atau Rp8,88 triliun. Edwin Soeryadjaya adalah putra mendiang William Soeryadjaya, pendiri konglomerat Astra International. Putra Ediwn, Michael, adalah Direktur Utama perusahaan, yang diperdagangkan secara publik dan memiliki saham di 20 perusahaan, termasuk perusahaan batubara Adaro Energy.
48. Kartini Muljadi
Salah satu perempuan terkaya di Indonesia ini, memiliki kekayaan sebesar USD630 juta atau Rp8,8 triliun. Kartini Muljadi dan anak-anaknya memiliki Grup Tempo; perusahaan terbesarnya adalah PT Tempo Scan Pacific, yang memproduksi obat-obatan dan barang-barang konsumsi. Muljadi adalah seorang pengacara dan mantan hakim; firma Kartini Muljadi & Rekan (KMR) adalah firma hukum komersial dan korporasi Indonesia yang terkenal.
49. Arini Subianto
Selain Kartini, Arini berhasil masuk ke daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Dengan nilai kekayaan USD600 juta atau Rp8,3 triliun. Arini Subianto sekarang menjadi direktur utama perusahaan induk keluarga, Persada Capital Investama. Arini mengawasi investasi Persada dalam produk-produk pemrosesan kayu dan minyak kelapa sawit untuk pengolah karet dan batubara.
50. Iwan Lukminto
Terakhir, Iwan menempati peringkat terakhir. Dengan kekayaan senilai USD585 juta atau Rp8 triliun. Iwan Lukminto adalah putra tertua almarhum H.M. Lukminto, yang mendirikan Sritex Group pada 1966 dengan toko batik di Solo.
Sritex Group telah berkembang menjadi perusahaan tekstil terintegrasi yang besar; Iwan telah memimpin sejak 1997. Grup perusahaan Sri Rejeki Isman, produsen tekstil, terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)