JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti kembali angkat bicara terkait kapal ikan China yang masuk ke wilayah perairan Natuna. Hal ini ia suarakan dalam cuitan akun Twitter-nya.
Terkenal dengan jargon 'Tenggelamkan', Susi dalam kesempatan kali ini kembali bersuara menegaskan perbedaan antara investor, negara sahabat, dan pencuri ikan.
Baca juga: Polemik Natuna, Menteri Edhy: Yang Penting Tetap Cool
Kali ini, Susi menanggapi salah satu netizen Twitter yang menanyakan tentang tanggapannya jika negara sahabat yang merangkap menjadi investor tetapi juga melakukan pencurian. Susi membalas dengan jawaban singkat dan tegas.
"Pada saat dia invest kita hormati dan jaga.. pada saat dia mencuri, kita tangkap dan tenggelamkan," cuit Susi dalam akun twitternya @susipudjiastuti, seperti dikutip Okezone, Selasa (7/1/2020).
Baca juga: Kapal China Masuk Natuna, Susi Pudjiastuti: Bedakan Pencuri Ikan dengan Persahabatan
Postingan itu pun langsung dikomentari jagat media sosial Twitter. Berikut komentar netizen menanggapi cuitan Susi, seperti dirangkum Okezone.
@_S*nd*y*p "Kita pagar aja bu laut Indonesia"
@ndy_k*r**t "injih ndoro putri,sendika dawuh!"
@i***hi***8 "mantap itu baru tegas bukan keras"
Baca juga: Soal Kapal China Masuk Natuna, Ini Kata Menko Luhut
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti telah menegaskan harus ditegakkannya hukuman aksi pencurian ikan meski kepada negara sahabat sekalipun. Menurutnya, persahabatan yang terjalin antar negara tidak boleh dijadikan alasan untuk melindungi pelaku kejahatan pencurian. "Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing." kata Susi dalam akun twitternya.
Susi menilai, seluruh tindakan pencurian ilegal merupakan kejahatan lintas negara yang mana pihak yang melanggar harus ditindak tegas. "Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF. Karena IUUF adalah crime/kejahatan lintas negara," tambahnya.
(rzy)