NEW YORK - Harga minyak mentah merosot lebih dari 2% pada hari Jumat (24/1/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan kekhawatiran virus Korona menyebar lebih jauh di China yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia.
Seperti diketahui, virus yang telah menewaskan 26 orang dan menginfeksi lebih dari 800 telah mendorong penangguhan angkutan umum di 10 kota China. Sementara itu kasus infeksi telah ditemukan di beberapa negara Asia lainnya, Prancis dan Amerika Serikat.
Baca juga: Virus Korona Juga Picu Anjloknya Harga Minyak
Melansir Reuters, Jakarta, Sabtu (25/1/2020), minyak mentah Brent ditutup pada USD60,69 per barel turun USD1,35, atau 2,2%. Sebagai patokan minyak dunia, Brent turun 6,4% minggu ini.
Sementara itu, minyak mentah berjangka AS WTI berakhir pada USD54,19 per barel turun USD1,4 atau 2,5% pada hari Jumat. Di mana, terdapat penurunan mingguan 7,4% terbesar sejak 19 Juli.
Baca juga: Harga Minyak Turun Imbas Melonjak Pasokan AS
"Ini semua tentang virus korona sepanjang waktu, dan kami tidak mendapatkan tanda-tanda bahwa semuanya menjadi lebih baik," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.
Otoritas kesehatan khawatir tingkat infeksi dapat meningkat selama liburan Tahun Baru Imlek akhir pekan ini, ketika jutaan orang China bepergian.
Baca juga: Harga Minyak Stagnan Usai Kesepakatan Dagang AS-China
Pengalaman dengan wabah sebelumnya seperti SARS pada tahun 2003 dan MERS dari 2012 menunjukkan dampak ekonomi dari wabah relatif kecil. Namun, posisi dana lindung nilai dalam minyak telah menjadi miring, dengan posisi bullish melebihi jumlah yang bearish, membuat pasar rentan terhadap berita mengecewakan tentang konsumsi, kata John Kemp, seorang analis pasar Reuters.