Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2019

Irene , Jurnalis-Senin, 10 Februari 2020 |08:09 WIB
Fakta-Fakta Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2019
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

4. Beberapa komoditas alami kenaikan harga

Selain itu, BPS mencatat beberapa kenaikan pada komoditas yang sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Harga komoditas migas dan non migas di pasar internasional pada kuartal IV-2019 secara umum mengalami peningkatan baik secara kuartal (q to q) maupun secara tahunan (yoy).

Selain itu harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada kuartal IV-2019 juga mengalami peningkatan sebesar 6,04% dari kuartal III-2019. Namun angka ini cenderung mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kuartal IV-2018.

Tidak hanya itu, komoditas cokelat, kedelai, daging sapi, minyak kelapa sawit dan karet juga mengalami peningkatan harga di kuartal IV-2019.

Baca Juga: Terserang Virus Korona, Ekonomi China Bisa 0% di Kuartal I-2020

5. Perlambatan konsumsi rumah tangga

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ini pun diiringi dengan melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga memberi kontribusi 57,32% pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang sebesar Rp15.833,9 triliun.

Di kuartal IV-2019 konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh sebesar 4,97%. Melambat dari periode yang sama di tahun 2018 yang mampu mencapai 5,08%. "Jadi konsumsi rumah tangga kuartal IV-2019 memang tidak sekuat kuartal dan tahun sebelumnya," imbuh Suhariyanto.

6. Waspada perlambatan konsumsi rumah tangga

Menurut Suhariyanto, dengan bukti pelemahan angka pertumbuhan pada sektor konsumsi rumah tangga, pemerintah perlu mewaspadai hal ini. Namun demikian, dirinya enggan memastikan adanya pelemahan daya beli masyarakat.

"Konsumsi rumah tangga turun, apakah ini ada penurun daya beli masyarakat atau enggak? Ini perlu diwaspadai," ujarnya.

Dia juga menyampaikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga cenderung terus mengalami penurunan bila dibandingkan kuartal sebelum-sebelumnya. Kuartal sebelumnya mencatat pertumbuhan 5,01%, begitupula dengan periode tahun sebelumnya yang sebesar 5,08%.

Menurutnya, pelemahan konsumsi rumah tangga tercermin dari penjualan eceran tumbuh hanya 1,52%, dari kuartal IV-2018 yang tumbuh 4,73%. Perlambatan juga terjadi pada penjualan eceran makanan, minuman, dan tembakau.

Kemudian, pertumbuhan penjualan wholesale sepeda motor terkontraksi -5,06% dan mobil penumpang terkontraksi -7,24%. Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh 3,85%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan kuartal IV-2018 yang tumbuh 13,81%.

Secara rinci, pada komponen pertumbuhan konsumsi rumah tangga, untuk kelompok makanan dan minuman, selain restoran tumbuh 5,08%, melambat dari kuartal IV-2018 sebesar 5,09%.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Kamu Butuh Investasi

Begitu pula dengan kelompok pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya yang tumbuh 3,76%, melambat dari tahun sebelumnya yang sebesar 4,12%. Kelompok transportasi dan komunikasi tumbuh 4,37% melambat dari pertumbuhan yang sebesar 5,89%.

Sementara untuk kelompok restoran dan hotel tumbuh 6,18%, lebih tinggi dari pertumbuhan di tahun lalu yang sebesar 5,75%. Kesehatan dan pendidikan juga tumbuh 7,35%, lebih tinggi dari sebelumnya 4,72%. Juga perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh 4,93%, lebih tinggi dari sebelumnya 4,53%.

"Jadi banyak fenomena-fenomena yang menunjukkan perlambatan konsumsi rumah tangga, meskipun beberapa komponen mengalami peningkatan," ungkap pria yang akrab dipanggil Kecuk tersebut.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement