Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Covid-19 Picu Lonjakan Masyarakat 'Miskin Dadakan'

Taufik Fajar , Jurnalis-Jum'at, 22 Mei 2020 |11:53 WIB
Covid-19 Picu Lonjakan Masyarakat 'Miskin Dadakan'
Warga Miskin (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Dampak virus Corona atau Covid-19 membuat seluruh negara mengalami krisis kesehatan, tak terkecuali Indonesia. Krisis ini mengancam dua sisi, yaitu kesehatan dan juga sosial ekonomi.

Kemampuan kegiatan usaha di Indonesia pun tergerus akibat penanganan Covid-19 yang membutuhkan protokol kesehatan. Hal ini membuat lonjakan tingkat pengangguran pun terjadi, bahkan akan menjadi level kemiskinan baru selama Covid-19 ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani baru-baru ini pun membuat skenario terburuk akan dampak wabah tersebut. Tercatat, Kemiskinan akan meningkat 1,89 juta orang dan pengangguran di 2,92 juta orang saat kondisi berat.

 Baca juga: Skenario Berat, Sri Mulyani: Orang Miskin di RI Bisa Bertambah 4,8 Juta Orang

Sedangkan, pada kondisi sangat berat tercatat kemiskinan akan mencapai 4,86 juta orang. Sedangkan untuk angka pengangguran juga akan meningkat 5,23 juta orang.

Menurut Sri Mulyani, angka-angka tersebut mempertimbakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami koreksi pada tahun ini. Semula, pertumbuhan ekonomi ditargetkan bisa tumbuh 5,3% dan kini diproyeksikan bisa tumbuh negatif 0,4%.

"Kita masih menggunakan skema pertumbuhan ekonomi antara 2,3% itu untuk menjadi skenario berat dan pada level yang sangat berat pertumbuhan -0,4%," jelasnya.

 Baca juga: Pengangguran dan Kemiskinan di Depan Mata

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) MUhadjir Effendy mengatakan, lonjakan kemiskinan tersebut membuat pendataan bantuan sosial butuh waktu. Oleh sebab itu, sensitif terhadap warga yang layak mendapatkan bantuan tetapi tidak terdaftar dalam Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) perlu ditingkatkan.

DTKS tersebut sudah ada di bawah Kemensos dan sudah dapat bantuan reguler. Namun, akhir-akhir ini ada penambahan jumlah yang tidak ada dalam DTKS.

"Mereka adalah penduduk kita yang sebelumnya tidak miskin, namun sekarang jatuh miskin akibat covid. Atau yang saya sebut miskin kagetan," tambah dia.

Untuk itu, terkait data ini, dia meminta dilakukan pemuktahiran. Data-data calon penerima bantuan ini juga, kata dia, harus diverifikasi dengan baik.

"Ini perlu ada pencarian data dan verifikasi data kemudian baru dipastikan mereka perlu dapat bantuan. Sesuai arahan presiden diperhatikan betul kelompok masyarakat yang mendadak menjadi miskin ini," sebut dia.

 Baca juga: Angka Pengangguran dan Kemiskinan RI Meningkat Imbas Covid-19, Berikut Faktanya

Maka dari itu, jaring pengaman sosial buat masyarakat terdampak virus Corona dibutuhkan untuk 'miskin kagetan' tersebut. Saat ini tengah dilakukan pendataan kepada masyarakat yang terdampak dan belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, khususnya masyarakat kehilangan pekerjaan dan mendadak menjadi miskin karena Covid-19.

"Yang tak kalah penting adalah mereka yang tidak dalam data, mereka adalah penduduk kita yang sebelumnya tidak miskin namun sekarang jatuh miskin akibat Covid atau yang saya sebut miskin kagetan," ujarnya.

Ancaman pengangguran dan kemiskinan tersebut sudah di depan mata. Data pun telah menunjukan jutaan orang terpaksa mengalami PHK selama pandemi covid-19.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement