JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terpaksa harus berpisah secara baik-baik dengan Saudi Aramco untuk menggarap proyek kilang Cilacap. Padahal kerjasama keduanya sudah terjalin sejak November 2015 lalu.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, meskipun sudah berpisah dirinya tidak terlalu khawatir. Sebab proyek kilang ini sudah banyak diminati oleh banyak investor.
 Baca juga: Alasan Saudi Aramco Mundur dari Proyek Kilang Cilacap
Saat ini saja, sudah ada beberapa investor migas yang mengajukan ketertarikannya. Hanya saja dirinya tidak menyebutkan investor yang dimaksudkan.
“Ini sudah mulai ada dua investor yang serius. Ada beberapa lagi yang sedang approach, ya kita akan lakukan proses pemilihan lagi,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI, Senin (29/6/2020).
 Baca juga: Apa Kabar Proyek Kilang Balikpapan di Tengah Covid-19?
Menurut Nicke, gagalnya kerjasama tersebut karena tak juga kunjung tercapainya titik temu mengenai negosiasi valuasi nilai kilang minyak. Tak tanggung- tanggung ada perbedaan yang cukup mencolok mencapai USD1,1 miliar.
“Jadi permasalahannya dari perbedaan valuasi. Bagaimana valuasi menilai dari eksisting kilang Cilacap ini ada perbedaan harga USD1,1 miliar dollar AS. Itu kalo dibandingkan dengan nilai buku, itu kan aset BUMN,” jelasnya
Menurut Nicke, dengan permasalahan tersebut maka perseroan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kerjasama. Sebab, nilai valuasi yang berada di bawah ini akann sangat berbahaya jika dilanjutkan.
 Baca juga: BKPM Bentuk Tim Khusus Selesaikan Masalah Proyek Kilang Minyak Tuban
“Jadi itu tidak mungkin kita bisa lepas karena di bawah nilai buku yg angkanya sebesar itu tentu akan bahaya. Oleh karena itu kita sepakat untuk tidak sepakat. Jadi kita putus pisah baik-baik di akhir April,” kata Nicke.
Asal tahu saja, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap sudah digagas sejak 2015 dengan ditandatanganinya Heads of Agreement (HOA) antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco pada November 2015.
Proyek ini diperkiraan akan menelan investasi mencapai USD5,5 miliar. Rencananya kapasitas proyek RDMP Cilacap ini akan bertambah menjadi 400.000 barel per hari dengan hasil produk yang memenuhi spesifikasi Euro V, petrokimia dasar (basic petrochemical), dan Group II Base Oil untuk pelumas.
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)