JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 bakal terkontraksi hingga minus 4%. Pelemahan ekonomi tersebut tak dapat terhindari akibat dampak dari pandemi Covid-19. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi ekonomi RI bakal ambles hingga minus 4,3% pada kuartal II-2020.
"Jadi, kontraksi (ekonomi) yang dalam itu terjadi pada triwulan dua tahun 2020. Di mana perkiraan-perkiraan kami dengan berbagai data yang ada memang menunjukkan kontraksi ekonomi Indonesia memang berkisar sekitar -4%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Baca Juga: Aliran Modal Asing Deras, Rupiah Perkasa di Kuartal II-2020
Akan tetapi, lanjut dia, BI memandang ekonomi nasional sudah mulai bergeliat pada Juni 2020 hal tersebut tercermin dari meningkatnya indikator indeks ekspetasi konsumen maupun indikator domestik lainnya.
"Tadi kami melihat kemungkinan-kemungkinan ekonomi akan membaik pada triwulan ketiga dengan tentu saja kecepatan penyerapan stimulus fiskal oleh pemerintah kemajuan restrukturisasi dan pendanaan korporasi di sektor perbankan," ungkap dia.
Dia menambahkan, beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif ini seperti tercermin pada penjualan ritel, purchasing manager index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain, yang mulai meningkat.
"Kinerja ekspor Juni 2020 pada beberapa komoditas seperti besi dan baja juga membaik seiring peningkatan permintaan dari China untuk proyek infrastruktur," jelas dia
Baca Juga: Kompak dengan Sri Mulyani, BI Prediksi Ekonomi Indonesia Kuartal II Minus
Ke depan, tutur dia, akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharapkan dapat membaik dengan kecepatan penyerapan stimulus fiskal, keberhasilan restrukturisasi kredit dan korporasi, pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan UMKM, serta efektivitas implementasi protokol kesehatan Covid-19 di era kenormalan baru.
"Ke depannya, BI melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi," ujarnya.