JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan bahwa implementasi kebijakan pemulihan ekonomi nasional belum dapat terealisasi dengan baik. Alasannya kebijakan pemerintah saat ini hanya fokus menggelontorkan stimulus di sisi penawaran (supply) saja.
"Kalau kita lihat di negara maju banyak yang melakukan cash transfer. Jadi saat ini sebetulnya orang butuh cash," katanya dalam diskusi secara virtual, Senin (3/8/2020)
Baca Juga: Terungkap, Ini Biang Keladi Virus Corona Menyebar di Perkantoran
Dia menjelaskan sektor usaha mikro lebih baik diberikan uang dibandingkan dengan pinjaman. Sebab, jika tidak ada permintaan maka kredit tidak dibutuhkan.
"Kalau kredit dipaksakan tumbuh. Pertanyaannya? permintaannya tidak ada," terangnya
Baca Juga: Sabar Ya! Birokrasi yang Ruwet Hambat Pemulihan Ekonomi
Untuk itu, menurutnya demand side perlu diperbanyak khususnya di golongan miskin dan hampir miskin. Sebab, masyarakat yang turun kelas akibat krisis yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 cukup banyak.
"Menurut saya anggaran supply yang mencapai Rp400 triliun ini sebenarnya dibutuhkannya nanti setelah demandnya sudah itu tumbuh. Agar semuanya dapat berjalan seimbang. Karena kalau ada pinjaman tapi tak ada permintaan maka akan menyebabkan kredit macet," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)