Sebab menurut Andi, pada dasarnya mereka yang mendapatkan bantuan ini masih memiliki penghasilan bulanan. Nah menurut Andi, penghasilan bulanan tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kembali lagi karena ini sifatnya BLT atau bantuan dan yang menerima BLT, asumsi kita mereka masih memiliki penghasilan. Walaupun mungkin, terkendala besaran yang dikurangi. Karena sifatnya bantuan mungkin tidak bisa menutupi seluruh kebutuhannya dia. Akhirnya sifatnya sebagai suplemen saja dari penghasilan yang sudah dimiliki oleh keluarga tersebut," jelasnya.
Atau menurut Andi, jika memang sudah memiliki keluarga, bisa membagi uang bantuan tersebut untuk kebutuhan penunjang kerja lainnya. Sebagai salah satu contohnya, setengah dari bantuan tersebut digunakan untuk bayar cicilan, sisanya untuk membeli kuota internet.
"Misalnya dua dari tiga kebutuhan saat ini oh pertama mungkin kuota, misalnya dia ada cicilan motor nih. Misalnya Rp500.000 sebulan. Paling enggak Rp200.000-nya digunakan atau dianggarkan dari gadget BLT tadi. Rp300.000 lagi dari penghasilan yang sudah diterima tiap bulannya paling enggak lumayan setengahnya itu subsidi dari BLT-nya," jelasnya.
(Fakhri Rezy)