Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Lewat Perpres, RI Serius Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Oktiani Endarwati , Jurnalis-Kamis, 24 September 2020 |19:29 WIB
 Lewat Perpres, RI Serius Kembangkan Energi Baru Terbarukan
Listrik (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Harris melanjutkan, keterbatasan infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi listrik PLN serta masih mengandalkan teknologi impor juga menjadi kendala. Di sisi lain, pengaturan perjanjian jual beli antara pengembang dan PLN yang kurang seragam.

"Dengan Perpres ini nantinya akan ada kompensasi yang disiapkan pemerintah untuk menutupi gap jika ada perbedaan harga antara biaya produksi PLN dengan harga dalam Perpres," jelasnya.

Harris menambahkan, kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan yang memenuhi standar internasional sangat terbatas. Menurut dia, dengan adanya rancangan Perpres ini maka pengembangan EBT tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM melainkan semua Kementerian dan Lembaga (K/L).

"Rancangan Perpres ini menjadi lebih powerful karena dalam penyusunan regulasi banyak keterlibatan K/L dan jenis insentif. Mudah-mudahan bisa memberikan sinyal yang positif kepada pelaku bisnis usaha," tandasnya.

Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hariyanto mengatakan, Indonesia membutuhkan anak-anak muda kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model bisnis energi terbarukan yang dapat diimplementasikan di Tanah Air.

"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 atau setara dengan 834 juta ton. Sektor emisi sendiri menyumbang sekitar 50% atau 314 juta ton, salah satu upaya (penurunannya) melalui pemanfaatan energi tebarukan. Investasi energi terbarukan harus ditingkatkan secara masif guna mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca tersebut," ujarnya.

Direktur Program New Energy Nexus Indonesia Diyanto Imam mengatakan, pihaknya memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat.

"Visi ini kami upayakan bisa terwujud melalui misi berupa dukungan kepada wirausaha dan start up untuk berinovasi dan melahirkan ide teknologi dalam memanfaatkan EBT untuk kesejahteraan Indonesia," ujarnya.

Dia berharap program Hackathon [RE]energize Indonesia dapat mengidentifikasi dan mendukung solusi yang tidak hanya dapat mengatasi emisi gas rumah kaca. Namun juga menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas maupun peluang ekonomi bagi jutaan penduduk Indonesia.

"Kami memastikan program dan inisiatif dari New Energy Nexus Indonesia juga searah dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23% pada 2025 melalui penciptaan dan pengembangan start up energi terbarukan," tuturnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement