JAKARTA - Pandemi virus corona memberi dampak keuangan yang sangat besar terhadap puluhan juta orang di Amerika Serikat. Salah satu yang paling terkena adalah para pekerja muda.
Menurut Economic Policy, Generasi Z atau mereka yang berusia 16-24 tahun adalah orang yang memiliki peluang menganggur atau setengah menganggur karena pandemi. Para pekerja ini cenderung tidak dapat bekerja dari rumah seperti generasi yang lebih tua dan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk bekerja di industri yang terkena pandemi.
Baca Juga: 5,2 Juta Orang Bakal Jadi Pengangguran
"Jutaan pekerja dari semua orang telah menderita kehilangan pekerjaan yang menghancurkan dalam resesi saat ini, tetapi dampak ekonomi pada pekerja muda bahkan lebih intens," ujar Senior Economist with EPI, Elise Gould, menguti CNBC, Jumat (16/10/2020).
Bahkan sebelum pandemi, Gen Z memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari rata-rata yakni 8,4% pada April, Mei, dan Juni 2019. Angka ini melonjak menjadi 24,4% pada musim semi lalu ketika pandemi melanda.
Baca Juga: Ada 6,9 Juta Pengangguran, Menko Airlangga Beberkan Manfaat UU Cipta Kerja
Sementara itu, tingkat pengangguran pekerja usia 25 tahun ke atas hanya 2,8% sebelum pandemi. Sedangkan selama pandemi atau April,Mei dan Juni tahun ini naik menjadi 11,3% saja.
Gould dan Co-author Melat Kassa Found menemukan lagi jika dalam lingkungan Gen Z, pekerja Amerika keturunan Asia, Kulit Hitam dan Hispanik memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Sementara rekan-rekan kulit putih mereka sedikit lebih baik.
Tingkat kehilangan pekerjaan Gen Z yang tidak proporsional disebabkan karena generasi ini cenderung terkonsentrasi di industri dan sektor yang paling terpukul oleh pandemi. Sekitar seperempat pekerja Gen Z dipekerjakan di bidang rekreasi dan perhotelan, dan 18,9% memiliki pekerjaan di bidang ritel tahun lalu.