JAKARTA - PT Pertamina (Persero) secara resmi membentuk subholding Power & New Renewable Energy (PNRE), di mana, tercatat ada lima subholding yang dibentuk. Di hadapan anggota Komisi VII DPR, manajemen perseroan pun menjabarkan sederet tugas yang nantinya dijalankan masing-masing holding.
Chief Executive Officer subholding PNRE Heru Setiawan mengatakan, restrukturisasi sebagai langkah transformasi struktur organisasi. Dari segi operasional, selain menggenjot lini bisnis, pembentukan subholding juga mempercepat rantai pasok (value chain) mulai dari hulu hingga hilir.
Baca Juga: Pertamina-PLN Pastikan Kelistrikan Blok Rokan
"Bahwa sejak Juni 2020 lalu, kami dari Pertamina melakukan transformasi struktur organisasi, jadi semua kegiatan operasional value chain Pertamina mulai hulu hingga hilir itu berada di bawah holding yaitu subholding," ujar Heru dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Tercatat lima subholding seperti, Upstream Subholding yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding dipegang PT Perusahaan Gas Negara, Refinery & Petrochemical Subholding oleh PT Kilang Pertamina International, Power & NRE Subholding dioperasikan PT Pertamina Power Indonesia, dan Commercial & Trading Subholding oleh PT Patra Niaga. Selain itu juga terdapat Shipping Company yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina International Shipping.
Baca Juga: Bos Pertamina Butuh Modal Hampir Rp2.000 Triliun, untuk Apa?
Untuk Pertamina Power Indonesia salah satu tugasnya adalah mengawal transisi energi Pertamina. Penugasan ini seiring dengan sikap optimis manajemen terhadap pengurangan hidrokarbon dan meningkatnya karbon sinks. Selain itu, adanya renewable resource atau Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat diperbaharui, serta elektrifikasi.
"Kami, Power and RNE, memiliki peran salah satunya itu mengawal transisi energinya Pertamina. Kami melihat Pertamina ke depan adanya inisiatif baik itu secara global dan pemerintah bahwa, kedepannya hidrokarbon itu semakin menurun dan digantikan dengan karbon sinks, kemudian sifatnya elektrifikasi dan kedua renewable, jadi akan lebih banyak bagaimana masyarakat mengkonsumsi energi lebih banyak bersifat renewable dan energi bersih," kata dia.