JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 masih mengalami pelemahan. Artinya ekonomi Indonesia belum ke luar dari resesi.
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Hipmi Ajib Hamdani mengatakan, pada kuartal IV-2020 diperkirakan ekonomi Indonesia berada dikisaran 0 hingga minus 1%. Artinya masih mengalami resesi karena pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia minus 3,4%.
Memang menurut Ajib, ada sedikit peningkatan pada konsumsi rumah tangga. Hal ini menyusul pelonggaran yang dilakukan oleh pemerintah pada aktivitas ekonomi masyarakat.
Baca Juga: 7 Jurus Maut Sembuhkan Ekonomi dari Covid-19
“Pergerakan konsumsi pertumbuhan ekonomi kita naik tapi masih bersifat minus. Kemarin (kuartal III-2019) minus 3,4%. Terjadi perlambatan ekonomi yang luar biasa. Prediksi Hipmi kuartal IV di angka 0 sampai minus 1%, artinya kita menghadapi masalah resesi,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (17/12/2020).Oleh karena itu, lanjut Ajib, untuk mendongkrak ekonomi perlu peningkatan konsusmi. Mengingat, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling besar ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan presentase 57%.
“Diperlukan penopang konsumsi, untuk itu pemerintah perlum income yang berasal dari konsumsi masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Sedih, Bank Dunia Ramal Ekonomi RI 2021 Hanya Tumbuh 3,1%
Selain itu, lanjut Ajib, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga perlu untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah. Apalagi sektor UMKM menjadi salah satu yang paling terdampak dan bisa menjadi penyelamat ekonomi nasional.
“Dan paling efektif adalah sektor UMKM karena supplat bisnis jalan dan income masyarakat naik untuk itu pemerintah harus mendesain ulang yang cepat dan tepat karena itu bisa memberikan daya ungkit maksimal agar konsumsi baik dan lebih cepat pemulihan tahun depan,” jelasnya.