JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN) membahas GeNose alat deteksi virus Corona atau Covid-19 lewat hembusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM)
Lantas apakah hasil tes Corona menggunakan deteksi GeNose bisa menjadi syarat perjalanan?
Menurut Ketua tim pengembang GeNose Profesor Kuwat Triyana, saat ini sedang melakukan diskusi dengan beberapa perusahaan di sektor transportasi, yakni PT KAI (Persero) dan PT Angkasa Pura.
"Jadi saat ini PT KAI maupun industri lain seperti Angkasa Pura dan sebagainya sudah mulai diskusi. Bahkan sudah sampai pada taraf untuk sinkronisasi sistem IT-nya," ujar dia, Jumat (15/1/2021).
Baca Juga: Dirilis Februari, Harga Alat Deteksi Covid-19 GeNose Rp62 Juta
Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan perlu dibuat suatu desain sistem GeNose untuk pemakaian di fasilitas tertentu. Contohnya di bandara dan stasiun.
"Hal ini tujuannya agar penggunaan GeNose lebih efisien. Seperti dibuat sistem misalkan seseorang mengembuskan napas dan keluar hasilnya itu langsung ter-record (terekam) misalnya ke HP (handphone) yang bersangkutan. Sehingga memudahkan nanti kalau di airport, karena tentunya juga harus dihindari jangan sampai terjadi antrean panjang yang merepotkan di bandara," ungkap dia.