"Meskipun harga singkong di pasar saat ini cenderung rendah, sekitar Rp1.000 sampai Rp1.200 per kilogram, tetapi kami tetap membeli dengan harga Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram agar petani tetap semangat menanam singkong," katanya.
Dia menuturkan produknya dinamakan keripik kepompong karena bentuknya menggelembung seperti kepompong.
"Awalnya kami hanya coba-coba untuk membuat keripik kepompong ini. Kami melakukan uji coba berkali-kali agar keripik bisa menggelembung seperti yang kami harapkan. Keripik kepompong produk kami ini sekarang sudah memiliki hak paten," katanya.
Proses pembuatan keripik kepompong, yakni singkong dikupas, dicuci, dikukus, digiling, dijemur dalam bentuk lembaran, setelah kering dipotong dan digoreng. Bumbu dasar keripik ini berupa garam dan bawang, setelah digoreng diberi penyedap. Dia mengaku memproduksi keripik dengan bahan baku singkong karena di daerahnya banyak menghasilkan singkong yang semula tidak laku.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)