JAKARTA - Pasca insiden di area tangki T-301 Kilang Balongan, Pertamina fokus pada pemulihan operasi kilang setelah sebelumnya sempat dilakukan normal shut down pada saat terjadinya insiden untuk meminimalisir dampak.
Tahapan start up sudah dimulai sejak 31 Maret 2021 dengan menjalankan kembali primary processing CDU (Crude Destilation Unit). Berikutnya dilakukan start up secondary processing unit secara bertahap, mulai dari unit RCC (Residual Catalytic Cracker) yang mengolah residu menjadi produk bernilai tinggi dan tanggal 7 April sudah beroperasi normal, serta unit KLBB (Kilang Langit Biru Balongan) yang menghasilkan produk BBM telah beroperasi normal.
Baca Juga:Â Menko Airlangga: Kenaikan Indeks Manufaktur Momentum Pemulihan Ekonomi
Untuk alih supply saat ini mulai disesuaikan secara bertahap, seiring dengan mulai beroperasinya kilang Pertamina Balongan.
Sebelumnya, selama Kilang Pertamina Balongan belum beroperasi normal, pasokan BBM untuk Jakarta dipenuhi dari kilang Pertamina lainnya seperti Kilang Dumai, Cilacap, Balikpapan, dan Kilang TPPI Tuban dengan cara memaksimalkan kapasitas produksi. Pertamina menjamin pasokan BBM tetap aman tanpa perlu melakukan impor tambahan.
Baca Juga: Kelola Listrik di Blok Rokan, PLN Nego Wajar dengan Chevron
"Dengan start up ini, Kilang Balongan akan memulai operasionalnya dan kembali memproduksi produk-produk kilang, diawali dengan produksi BBM," jelas Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ifki Sukarya dalam keterangan tertulis, Jumat (9/4/2021).
Ifki menambahkan, Kilang Pertamina Balongan merupakan kilang dengan kapasitas pengolahan sebesar 125.000 barel per hari atau setara dengan 12% dari total kapasitas produksi nasional. Kilang ini memasok kebutuhan BBM untuk DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat.
Follow Berita Okezone di Google News