JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) melakukan transformasi bisnis untuk memperbaiki kinerjanya pada tahun ini. Beberapa strategi utama yang akan dilakukan antara lain transformasi bisnis, restrukturisasi keuangan, serta divestasi saham jalan tol.
Pertama, Waskita akan melakukan transformasi bisnis secara komprehensif pada berbagai aspek termasuk pemasaran, operasional, investasi, dan keuangan.
Waskita berkomitmen menyeimbangkan portofolio kontrak baru dimana selama 5 tahun terakhir Waskita sangat bergantung pada proyek pengembangan bisnis atau investasi, yang pendanaannya diperoleh melalui utang dengan beban bunga komersial.
Baca Juga:Â RUPST, Pemegang Saham Waskita Setuju Rencana Pendanaan Rp15,3 Triliun
Ke depan, Waskita berupaya mendapatkan lebih banyak proyek yang berasal dari pasar eksternal seperti BUMN, Pemerintah, dan swasta termasuk luar negeri. Proyek dari eksternal diharapkan akan jauh lebih baik secara arus kas didorong oleh skema pembayaran berbasis progress dan adanya down payment dari pemilik proyek.
Menurut Pengamat BUMN Toto Pranoto, langkah melakukan transformasi bisnis ini adalah membuat portofolio bisnis yang lebih sehat di mana tidak semua produk bersifat proyek jangka panjang misalnya jalan tol. Tapi masuk sebagian ke proyek yang return-nya bersifat jangka pendek dan jangka menengah.
"Dengan demikian apabila ada shock ekonomi yang bersifat jangka panjang , maka portfolio jangka pendek dan jangka menengah bisa menolong cashflow perusahaan," katanya, dikutip dari Antara, Senin (19/4/2021).
Sebelumnya, Waskita Karya optimistis kinerja operasional dan keuangan mengalami perbaikan signifikan pada 2021 seiring transformasi yang dijalankan perusahaan.
Baca Juga:Â Waskita Incar Proyek Rp71 Triliun di Luar Negeri
Untuk menghadapi 2021, Waskita menyiapkan beberapa strategi utama antara lain transformasi bisnis, restrukturisasi keuangan, serta divestasi saham jalan tol.
Transformasi bisnis dilakukan secara komprehensif pada berbagai aspek termasuk pemasaran, operasional, investasi, dan keuangan.
Waskita berkomitmen menyeimbangkan portofolio kontrak baru yang selama lima tahun terakhir sangat bergantung pada proyek pengembangan bisnis atau investasi, yang pendanaannya diperoleh melalui utang dengan beban bunga komersial.