JAKARTA – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku tidak ada anggaran bagi Bantuan Sosial Tunai (BST) atau bansos tunai sehingga dipastikan tidak akan diperpanjang. Penyaluran bantuan senilai Rp300.000 tersebut berakhir pada April 2021.
"Enggak ada anggarannya untuk itu," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Penyaluran BLT UMKM Rp1,2 Juta Gunakan Data KPU
Dia menjelaskan, salah satu alasan tak akan memperpanjang BST adalah karena situasi pandemi Covid-19 di Indonesia telah bergerak ke skala mikro.
Sehingga menurut dia, masyarakat seharusnya kini telah dapat beraktivitas kembali, dengan harapan situasi pergerakan perekonomian di Indonesia sudah mulai normal.
Okezone telah merangkum beberapa fakta terkait penyaluran bansos tunai, Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: Yah, Penyaluran Bansos Tunai Hanya Sampai 30 April 2021
1. 21,1 Juta Data Penerima Bansos Dinonaktifkan
Kementerian Sosial menonaktifkan sekitar 21 juta data ganda penerima bantuan sosial setelah dimutakhirkan melalui Data terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terbaru.
"New DTKS ini karena kita melakukan pengontrolan data sehingga ada hampir 21,1 juta data yang kita tidurkan," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini seperti dilansir Antara, Jakarta, Senin (26/4/2021).
2. Ini Alasan 21,1 Juta Data Dicoret dari DTKS
Sebelum dilakukan pemutakhiran, banyak masyarakat penerima bantuan yang memiliki data ganda. Mereka tercatat dalam berbagai program bantuan, di samping itu ada pembaharuan karena meninggal dunia, pindah domisili, dan lain-lainnya.
Risma mencontohkan jika seseorang diketahui memiliki dua data, maka satu data akan dinonaktifkan. Sehingga dengan pemutakhiran data itu penerima bansos akan tepat sasaran.
"Sebanyak 21 juta itu data ganda, bisa namanya ganda, kemudian ganda penerimanya, atau ada yang meninggal dan lain sebagainya," kata dia.