MEDAN - Berdasarkan survei dari GoBankingRates, generasi milenial jauh lebih boros ketimbang generasi lainnya. Berdasarkan survei tersebut, banyak individu milenial yang menghabiskan uangnya untuk hal-hal yang sifatnya tidak esensial, seperti kopi, makan di luar, hiburan, pakaian, dan minuman.
Ketika dikelompokkan berdasarkan kelompok usia, generasi milenial menghabiskan uang lebih banyak dibandingkan generasi lainnya secara keseluruhan, terutama untuk pakaian dan makan di luar. Padahal, jika anak-anak muda ini mau menghilangkan kebiasaan membeli kopi setiap hari atau pengeluaran lainnya yang tidak perlu, mereka dapat mengumpulkan uang lebih banyak dari waktu ke waktu.
"Apalagi, jika anak-anak dan pasangan muda mau menggunakan uang itu untuk berinvestasi," kata Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Medan M Pintor Nasution, saat berbincang bersama MNC Portal Indonesia, Sabtu (22/5/2021).
Baca Juga:Â Cara Sederhana Atur Keuangan, Efektif dan Tidak Rumit
Pintor menuturkan, nasihat para orang tua di masa lalu salah satunya mengajak keturunan mereka untuk menabung. Tujuannya agar kebutuhan di masa depan karena konsumerisme masa lalu tidak sedahsyat saat ini.
"Orang tua atau kakek dan nenek kita tidak banyak pilihan untuk menghabiskan uang di masa mudanya karena ketika itu belum banyak pusat perbelanjaan. Tidak ada café yang bertebaran di setiap pelosok seperti sekarang. Tidak ada transaksi online yang memudahkan orang berbelanja barang kapan saja dan dari mana saja. Belum ada trip jalan-jalan dan berbagai barang branded yang gampang ditemukan. Sehingga, mereka lebih banyak menyimpan uang atau menabung. Untuk apa uang yang mereka tabung? Untuk mereka bisa membeli rumah idaman mungkin 10-20 tahun kemudian, untuk biaya kuliah anak-anak mereka, dan untuk biaya hidup saat pensiun," tuturnya.
Apakah cara ini bisa ditiru oleh para milenial atau keluarga muda masa kini? Pintor mengaku bahwa cara itu tetap harus dilakukan. Simpanlah uang dalam jangka panjang lebih awal sebelum menggunakan uang yang kita miliki untuk berbagai kebutuhan dan keinginan.
Baca Juga:Â Coba Diperiksa! Ini 9 Tanda Miliki Utang Terlalu Banyak
Lalu apakah pola menabungnya masih sama dengan orangtua kita di masa lalu ? Pintor menyebut menabung dengan berinvestasi.
Pintor mengatakan, dahulu bunga tabungan masih memadai untuk mengatasi kenaikan harga barang dan jasa yang tidak selaju saat ini. Sementara itu, bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan warga negara konsumen, tingkat inflasi kenaikan barang pada jangka panjang akan melampaui tingkat suku bunga jika menabung di bank saja.
"Terlebih lagi, semakin lama dan semakin maju sebuah negara, tingkat suku bunga akan mengecil. Selain itu, kenaikan pendapatan secara umum belum tentu dapat mengungguli kenaikan harga barang. Jadi, cara yang paling ideal untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan adalah dengan membagi porsi yang optimal dari dana yang disisihkan di luar kebutuhan pokok untuk berinvestasi," jelasnya.