JAKARTA - Moody's Investors Service merilis peringkat terhadap status PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan prospek stabil dan peringkat utang senior tanpa jaminan Baa2.
"Konfirmasi tersebut mencerminkan profil keuangan PGN yang solid dan likuiditas yang kuat, yang seharusnya mampu menyerap dampak dari penurunan permintaan gas akibat pandemi dan penurunan margin distribusi," kata Vice President and Senior Credit Officer Moody's, Abhishek Tyagi seperti dilansir Antara, Jakarta, Selasa (22/6/2021).
Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan menilai level peringkat Moody's untuk PGN yang tetap dipertahankan di level Baa2, menunjukkan perseroan mampu mempertahankan posisi keuangan dan likuiditas yang baik.
Baca Juga: Moody's Tarik Rating Emiten Milik Miliarder Prajogo Pangestu, Ada Apa?
Sementara, pandemi telah berdampak sangat berat terhadap ekonomi Indonesia, termasuk pada konsumen gas yang menjadi pasar emiten yang berkode PGAS ini.
"Pada Juni 2020, Moody’s juga memberikan rating yang sama, Baa2. Artinya PGN mampu menjaga performanya di tengah tekanan ekonomi yang kuat dan realisasi penurunan harga gas menjadi enam dolar AS per MMBTU yang memangkas margin perseroan," ujar Marolop.
Marolop mengatakan harga gas industri enam dolar AS per MMBTU menjadi salah satu tantangan utama PGN saat ini. Pasalnya, tujuh kelompok industri yang mendapat keistimewaan harga dari pemerintah itu mengonsumsi 60-70 persen dari total penjualan gas PGN.
Itu sebabnya, lanjut Marolop, jika program subsidi harga itu tidak optimal, seharusnya pemerintah melakukan evaluasi.
"Dengan program harga enam dolar AS per MMBTU mestinya tujuh sektor itu bisa memberi dampak ekonomi yang lebih besar. Di tengah pandemi saat ini pemerintah butuh lapangan kerja, pajak dan motor pertumbuhan ekonomi dari tujuh sektor penerima subsidi gas itu," kata Marolop dalam keterangan tertulis.