JAKARTA - Pemerintah berencana melakukan pinjaman ke China Development Bank (CDB). Proses negosiasi pun sedang dilakukan dengan CDB.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pinjaman untuk mendukung operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Meski demikian, belum diketahui secara pasti berapa jumlah pinjaman yang akan diajukan pemegang saham.
Baca Juga:Â Jalan di Atas Terowongan Proyek Kereta Cepat Ambles
Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kartika menjelaskan, pinjaman dilakukan untuk mendukung operasional awal KCJB. Sebab, dalam perhitungannya, KCJB akan mengalami cost deficiency atau kekurangan biaya saat awal beroperasi.
Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) tersebut pun ditarget rampung sebelum 2022. Saat ini proses konstruksi terus dilakukan.
Baca Juga:Â Bandung Barat Longsor, Terowongan Kereta Cepat Jakarta Bandung Roboh?
"Operasional awal (KCJB), cash flow-nya negatif yang akan terjadi di awal-awal operasi ini, kita sedang skemakan dengan pembiayaan dari bank, dalam hal ini China Development Bank," ujar Kartika, Kamis (8/7/2021).
Dalam prosesnya, PT KAI (Persero) akan membentuk sinking fund atau saluran dana yang wajib masuk dalam daftar perencanaan keuangan. Sinking fund tersebut harus memperoleh jaminan dari negara. Dengan begitu, pengajuan pinjaman sendiri dijamin manajemen KAI.