Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Habiskan Rp655 Miliar Hanya untuk Bangun dan Pindahkan Patung Raksasa

Sevilla Nouval Evanda , Jurnalis-Senin, 13 September 2021 |11:24 WIB
China Habiskan Rp655 Miliar Hanya untuk Bangun dan Pindahkan Patung Raksasa
Patung di China (Foto: Okezone/Insider)
A
A
A

JAKARTA - Kota Jingzhou di China, kini tengah kerepotan merelokasi patung dewa prajurit, Guan Yu, yang sebelumnya menimbulkan banyak kontra dari pemerintah maupun masyarakat setempat.

Pasalnya, patung prajurit terkenal era Three Kingdoms setinggi 190 kaki ini dibangun di daerah yang melarang bangunan dengan tinggi di atas 78 kaki. Masyarakat setempat juga menolak berwisata ke sekitar patung karena menganggapnya merusak penampilan sejarah dan budaya Jingzhou.

"Penduduk lokal Jingzhou tidak pergi ke sana (monumen Guan Yu)," kata penduduk setempat kepada media lokal Sina News, Senin (13/8/2021).

Baca Juga: 6 Rumah Termahal di Dunia, Nomor 1 Harganya Rp41,9 Triliun

Sementara, pemerintah sekitar menganggap monumen kolosal itu merusak lanskap Jingzhou. Dengan berbagai tanggapan yang diterima, Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan Jingzhou memilih untuk memindahkan patung itu mulai Desember lalu.

Monumen Guan Yu menelan biaya sekitar USD26 juta (Rp370.7 miliar) dalam pembangunannya pada 2016. Kini, pemerintah perlu menyisihkan sekitar Rp285 miliar untuk merelokasikannya ke daerah yang berjarak lima mil dari lokasi sekarang.

Baca Juga: Tantangan Industri Properti di Tengah Pandemi, Tingkat Suku Bunga KPR Jadi Batu Sandungan

Besaran biaya ini memicu protes dari para pejabat antikorupsi di China. Mereka pun menyerukan pengawasan ketat terhadap proyek besar patung Guan Yu.

"Ini adalah pemborosan lebih dari 300 juta yuan (Rp655.8 miliar). Pertama, (patung) itu dibangun secara ilegal, dan kemudian dipindahkan," kata pejabat setempat di Hubei, China Tengah dilansir dari Insider.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement