JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil menjawab tantangan Presiden Jokowi mengenai produksi minyak Blok Rokan di Provinsi Riau usai alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina pada 9 Agustus 2021.
Jokowi meminta produksi Blok Rokan tidak turun usai diambil alih oleh Pertamina. Pertamina membuktikan dengan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan produksi Blok Rokan dalam waktu sebulan.
“Saya percaya bahwa Pertamina mampu mengelola Blok Rokan ini,” kata Presiden Jokowi, Rabu 11 Agustus 2021.
Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa proses pengalihan pengelolaan ini merupakan sebuah tantangan bagi Pertamina.
“Kita ditantang untuk membuktikan kemampuan kita, jangan sampai produktivitas Blok Rokan menurun justru setelah kita kelola sendiri,” kata Presiden Jokowi.
Baca Juga: Sejarah Blok Rokan, Dikuasai Chevron Hampir 1 Abad hingga Akhirnya Dikelola Pertamina
Saat ini, produksi minyak di Blok Rokan mengalami peningkatan setelah sebulan pasca-alih kelola. Produksi minyak di Blok Rokan saat ini berada di kisaran 158.000 BOPD (barel minyak per hari).
"Dalam kurun waktu 1 bulan ini, sudah ada kenaikan produksi sebesar 1.000 - 2.000-an BOPD dengan tren yang terus meningkat. SKK Migas bersama PHR (Pertamina Hulu Rokan) terus berkoordinasi agar target lifting WK Rokan di 2021 dapat tercapai," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno, Kamis 9 September 2021.
Target lifting dari Blok Rokan Rokan dalam APBN 2021 sebesar 165.000 BOPD. "Akhir tahun nanti, akan ada 17 rig yang melakukan pemboran, kami tetap optimis target dari WK Rokan pada 2021 akan tercapai,” katanya.