JAKARTA - Direktur dan pendiri raksasa pengembang properti China, Evergrande, Xu Jiayin pada 21 September menulis surat untuk karyawan perusahaan yang ia pimpin yang berjumlah tak kurang dari 125.000 orang.
"Saya meyakini, dengan kerja sama di antara jajaran pimpinan dan seluruh karyawan ... jika kita terus berjuang, tabah menjalani perjuangan ini, kita akan bisa keluar dari masa-masa gelap ini segera," kata Xu Jiayin seperti dilansir BBC Indonesia, Jumat (24/9/2021).
Surat ini ia tulis ketika perusahaannya menghadapi persoalan serius: terancam bangkrut. Utang yang dicatat Evergrande diperkirakan mencapai tak kurang dari USD300 miliar atau sekitar Rp4.260 triliun.
Baca Juga: 9 Miliarder Paling Dermawan, Amal Rp517 Triliun
Dalam sejarah tak ada perusahaan di dunia ini yang memiliki utang sebesar ini.
Muncul kekhawatiran jika Evergrande gagal membayar bunga dan tak bisa mengembalikan utang USD300 miliar, maka ambruknya pengembang yang berkantor pusat di Shenzhen ini dapat memicu kekacauan keuangan global.
Evergrande telah mengembangkan 876 proyek di lahan seluas 293 juta meter persegi dan punya proyek di seluruh provinsi di China, menurut laporan tahunan perusahaan yang dikeluarkan pada 2019.
Baca Juga: Kisah Buruh Pabrik Cuan Rp10 Miliar dari Investasi Saham
Namun setelah pemerintah pusat di Beijing memberlakukan peraturan baru pada Januari yang ditujukan untuk mengontrol utang perusahaan-perusahaan properti, Evergrande tak bisa memenuhi kewajiban membayar cicilan bunga.