JAKARTA - PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina mengoptimalkan infrastruktur transmisi, dalam rangka menyediakan pasokan dan layanan gas bumi di Jawa Tengah.
Salah satunya melalui entitas anak perusahaan PT Kalimantan Jawa Gas (KJG), Subholding Gas membangun dan mengoperasikan ruas pipa transmisi gas bumi Kalimantan - Jawa Phase I (Kalija 1).
Pipa transmisi gas Kalija 1 berdiameter 14 inchi sepanjang ± 200 km yang terdiri dari jaringan pipa offshore dan nearshore, serta Onshore Receiving Facilities (ORF). Sepanjang Tahun 2021, realisasi penyaluran transportasi gas melalui Pipa Kalija 1 sebesar 20,65 BBTUD.
Pipa Kalija menghubungkan sumur gas bumi milik Saka Energi Muriah Ltd. di Kepodang (Lapangan Kepodang), menuju ORF KJG Tambak Lorok dan Unit Bisnis Pembangkit Indonesia Power – PT PLN di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah sebagai end user.
Baca Juga: Wih! Laba PGN (PGAS) Meroket 2.800%
Pada Mei 2021, telah diselesaikan pembangunan pipa jumperline dari pipa di Upstream Meter KJG ke Pipa interkoneksi Tambak Rejo Tambak Lorok (TRTL).
Direktur Utama KJG, Toto Yulianto mengatakan setelah diresmikannya jumperline di Tambak Lorok, penyaluran gas bumi dari Lapangan Kepodang melalui jaringan Kalija 1 untuk Jawa Tengah dapat lebih fleksibel dan handal.
Baca Juga: PGAS Batalkan Public Expose Bahas Laporan Keuangan, Ada Apa?
Kemudian kata dia, tidak hanya ke pembangkit listrik, penyaluran gas bumi akan lebih luas hingga sektor industri, SPBG Kaligawe, dan mother station CNG Semarang.
Di Mother Station CNG Semarang, bersama Pertagas Niaga, gas akan dikompres menjadi CNG untuk diniagakan ke market non pipeline. Mother Station menggunakan 4 compressor kapasitas 1.300 m³/ jam atau setara dengan 3 BBTUD.
“Pipa jumperline digunakan untuk penyaluran gas untuk industri dengan melakukan pengembangan pipa distribusi dari Tambak Lorok sampai dengan Mangkang dan KIK Kendal,” ujar Toto, Sabtu (2/10/2021).