JAKARTA - Indonesia dan Australia telah meningkatkan status hubungan bilateral kedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP) pada tahun 2020 lalu, khususnya dalam hal kerja sama ekonomi di mana kedua negara telah menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) berlaku resmi sejak 5 Juli 2020.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Y. Kristiarto S. Legowo, mengungkapkan, hubungan bilateral Indonesia dan Australia kini sedang berada dalam situasi terbaik dan harus dirawat bersama terus menerus. Menurut dia, pasca resminya IA-CEPA, terdapat sejumlah peluang peningkatan kapasitas diri dalam sektor pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh pemuda Indonesia.
“IA-CEPA turut mencakup berbagai kerja sama untuk peningkatan kapasitas SDM yang dapat dimanfaatkan masyarakat kedua negara, di antaranya skills exchange program, yang adalah proyek pelatihan enam bulan untuk pekerja yang telah memiliki keterampilan tersier, yaitu lulusan universitas atau diploma,” terang Dubes Kristiarto. Ditambahkan oleh Kristiarto bahwa sektor yang termasuk dalam program ini adalah sektor finansial, asuransi, pertambangan, engineering, dan layanan telekomunikasi dan informasi. “Program ini akan dimulai dengan pertukaran 100 orang setiap tahun dan akan meningkat 500 orang pada tahun ke lima,” tutur Kristiarto, Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga:Â RUU IE-CEPA Disahkan, Investasi dan Akses Ekspor ke Eropa Bisa Meningkat
IA-CEPA, dijelaskan Dubes Kristiarto, juga membuka kesempatan besar bagi lembaga pendidikan Australia untuk berinvestasi di Indonesia. “Saat ini Monash University telah membuka kampus pertama di Indonesia, Australia National University (ANU) akan membuka lembaga riset, dan Central Queensland University telah membuka kantor perwakilan di Indonesia,” tambah Kristiarto.
“Secara geografis, Australia sangat dekat dengan Indonesia. Ibarat tetangga, kita buka pintu rumah di depan sudah Australia. Tentu kita tidak ingin memiliki tetangga yang tidak menyenangkan, begitu juga sebaliknya. Maka kita harus membangun hubungan yang baik dengan Australia,” tegas Dubes Kristiarto dalam Kuliah Umum berjudul Youth, E-Commerce, and Creative Economy in Agriculture.di hadapan ratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, secara daring, Jumat (22/10/2021).
Baca Juga:Â 11 Perjanjian Dagang Internasional Rampung Tahun Ini
Senada dengan itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Atdikbud RI) di Canberra, Mukhamad Najib, menilai perjanjian ini merupakan peluang bagi masyarakat kedua negara. “Salah satu peluang bagi petani muda di Indonesia adalah peningkatan kapasitas,” tutur Atdikbud Najib dalam kesempatan yang sama.
Australia, dilanjutkan Dubes Kristiarto, merupakan tempat yang tepat bagi petani-petani muda Indonesia untuk belajar. “Sektor pertanian di Australia sangat maju dan salah satu yang paling penting di Australia. Saat ini, lebih dari 25% produk ekspor Australia ke Indonesia adalah produk pertanian dan peternakan,” terangnya.
Follow Berita Okezone di Google News