JAKARTA - Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia mencapai USD146 miliar pada 2025. Angka ini setara Rp2.087 triliun (kurs Rp14.300 per USD).
Jumlah itu naik signifikan dari proyeksi sebelumnya yakni USD124 miliar. Begitu banyaknya sektor industri yang melakukan digitalisasi lini bisnisnya sejak pandemi COVID-19 merebak dua tahun terakhir disebut menjadi penggerak utama pertumbuhan tersebut.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, Mitratel tidak akan melewatkan kesempatan untuk membantu ekonomi digital Indonesia tumbuh lebih tinggi lagi.
Baca Juga: Pasca-IPO, Mitratel Siap Terima Pengalihan 6.000 Tower
Pria yang akrab disapa Teddy itu menjelaskan, tumbuh suburnya ekonomi digital suatu negara tidak lepas dari bertambahnya jumlah masyarakat digital (society), serta tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni.
โKetiga faktor itu merupakan basic ingredients dalam menciptakan digital ecosystem yang sehat. Tugas Mitratel dalam ekosistem tersebut adalah memastikan connectivity antara masyarakat dengan pelaku usaha digital bisa terlayani melalui tower kami,โ ujar Teddy dalam acara Media Gathering Mitratel di Jakarta, Senin (10/1/2022)
Berbekal pengalaman di bisnis menara telekomunikasi sejak 2008, kata Teddy, sampai akhir September 2021 lalu jumlah menara yang dikelola Mitratel ada sebanyak 28.076 unit. Uniknya, 57% atau 16.150 unit menara tersebut tersebar di luar Pulau Jawa.
"Dengan tren pertumbuhan pengguna internet yang semakin menyebar ke seluruh Indones keberadaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa saya yakini bisa membantu ekspa perusahaan-perusahaan digital ke wilayah baru yang potensial. Sementara di Pulau Ja sendiri, jumlah jaringan tower kami sejumlah 11.929 menara," katanya.