JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mempensiunkan dini sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) d Tanah Air. Hal ini sebagai komitmen mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan pun dipertanyakan dunia.
“Di Jawa dan Sumatera, kita mendorong early retirement PLTU ke energi baru terbarukan, seperti geothermal dan solar panel. Dan kita akan membuka partisipasi di sektor swasta untuk berinvestasi di transisi energi ini. Saat ini 5,5 Giga Watt PLTU yang siap untuk program early retirement ini,” ungkap Jokowi, dalam acara B20 Inception Meeting di Jakarta, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (30/1/2022).
Baca Juga:17 PLTU Krisis Batu Baru, ESDM: Sudah Aman! Tak Perlu Khawatir Pemadaman Listrik
Menurutnya, kebijakan semacam ini selain tentunya berdampak baik bagi lingkungan juga bisa memberikan kepastian investasi bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya dalam sektor ini.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada November mengatakan pihaknya memperkirakan akan ada 9,2 Giga Watt (GW) PLTU yang dapat dipensiunkan lebih awal sebelum 2030.
Baca Juga:Â PLTU Dipensiunkan, Ini Kata Pengusaha Batu Bara
Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, terdapat 5,5 GW PLTU yang disetop tanpa adanya penggantian dari pembangkit listrik EBT. Dan penghentian PLTU itu akan mengurangi emisi karbon sebesar 36 juta ton karbon dioksida.(CO2).
Sementara sisanya 3,7 GW akan pensiun dini dan diganti dengan pembangkit listrik EBT. Angka ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi total sebesar 53 juta ton CO2 dengan total ivestasi yang dibutuhkan adalah $22 miliar.
Follow Berita Okezone di Google News