Apalagi, saat ini harga UNVR, sudah masuk kategori murah. Ditunjang tren pemulihan ekonomi dan kemungkinan perbaikan daya beli, ada sinyal positif untuk mengerek kinerja.
"Kalau pernah lihat UNVR pernah di 7.000an trus sekarang di 3.000an, ya berarti memang sudah murah," ucapnya.
Sehingga jika direksi beli saham UNVR, dapat dibaca sebagai sinyal ke publik bahwa terus dilakukan perbaikan dan mengindikasikan bahwa saham UNVR masih layak beli untuk investasi dalam jangka panjang.
"Bisa dibilang seperti itu. Sama halnya seperti emiten lain di mana BoD maupun Dewan komisarisnya ikut membeli saham perusahaannya. Justru mereka ingin mengirimkan sinyal ke pasar kalau UNVR itu masih layak investasi," ujar Reza.
Analis sektor konsumen dari BRI Danareksa, Natalia Sutanto sebelumnya menyampaikan, penurunan harga saham UNVR sudah masuk fase bottoming dan memberikan rating BUY atas saham ini dengan target harga di Rp4.300 per saham.
"Pada harga saham saat ini, UNVR diperdagangkan pada PE FY22F 21.4x, masih lebih rendah dari rekan-rekan globalnya (23,9x). Perlu juga dicatat bahwa perusahaan menawarkan hasil dividen 4,5%. Kami rasa harga saham sudah berada di bawah," tulis Natalia dalam laporannya.
(Feby Novalius)