JAKARTA - Menteri ESDM Arifin Tasrif memberi sinyal kenaikan tarif listrik untuk golongan pelanggan non subsidi. Hal ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, hari ini.
Arifin mengatakan, hal ini dilakukan sebagai bentuk penghematan APBN sebesar Rp7 triliun hingga Rp16 triliun. Selain itu, strategi ini juga merupakan bentuk respons pemerintah atas meroketnya harga minyak dunia.
Baca Juga:Â Amankan Listrik Selama Bulan Puasa, PLN Terjunkan 47.090 Personel
"Penyesuaian atau pengurangan penggunaan BBM dan tekanan APBN di sektor ketenagalistrikan, dalam jangka pendek rencana penerapan tariff adjustment 2022 ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi Rp7-Rp16 triliun," ungkap Arifin, Rabu (13/4/2022).
Arifin melanjutkan, khusus di sektor ketenagalistrikan, dalam jangka pendek pemerintah juga akan menerapkan efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer PLN.
Baca Juga:Â Penjualan Listrik Lampaui Target, Dirut PLN Ungkap Pemicunya
Kemudian melakukan optimalisasi pembangkit dengan bahan bakar sumber domestik PLTU dan PLT EBT, percepatan pembangunan PLTS Atap 450 MW, serta pembangunan pembangkit EBT dari APBN.