JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi Pertamina dan PLN mengalami kerugian imbas naiknya harga minyak dunia.
Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp191 triliun untuk Pertamina dan Rp71 triliun untuk PLN.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, kerugian tentu akan sangat melukai kinerja keuangan dua perusahaan tersebut. Hanya ada satu cara yang bisa dilakukan pemerintah agar keuangan BUMN ini membaik.
Baca Juga:Â Harga Minyak Naik hingga 5% pada Minggu Ini
"Cuma satu (solusinya). Bayar kompensasi (subsidi) segera," ujar Mamit saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (21/5/2022).
Mamit mengatakan, pemerintah memang sedang dihimpit kondisi sulit dan tidak bisa memprioritaskan seluruh sektor. Namun, jika dampak kenaikan harga minyak dunia tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat, tentu akan memberatkan bagi Pertamina dan PLN.
Baca Juga:Â Kapan Mulai Jual Minyak Goreng Curah Rp14.000? Begini Penjelasan Bulog
Apalagi, khusus untuk Pertamina menjual produk BBM mereka dengan harga di bawah keekonomian. Jika tidak mengalami penyesuaian, kerugian Pertamina semakin bertambah.
"Tapi untuk menyesuaikan hargapun mereka banyak pertimbangan terkait dampaknya. Jadi mereka dalam posisi sulit," ungkap Mamit.