Dengan demikian, torehan positif ini membuat laba per saham SSMS naik menjadi Rp 103,90 per saham. Laba persaham ini sangatntinggi ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp18,28 per saham.
Tak ketinggalan, total aset perseroan juga mengalami pertumbuhan positif mencapai Rp 14,68 triliun hingga periode Maret 2022 naik 6,02% dari Rp 13,85 triliun pada Desember 2021. Sedangkan dari segi liabilitas SSMS tercatat menurun 2,14% dari Rp 7,74 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp 7,57 triliun di 31 Maret 2022.
Disisi lain, SSMS memperoleh kas neto yang diperoleh didapatkan dari aktivitas operasi per 31 Maret 2022 sebesar Rp 420,09 miliar dari sebelumnya Rp 94,71 miliar. Untuk diketahui, pertumbuhan ini relevan dengan target dari perseroan untuk mencapai penjualan sebanyak Rp 6 triliun.
Sekretaris Perusahaan perseroan Swasti Kartikaningtyas mengungkapkan, bahwa target itu akan dicapai sejalan dengan perkembangan teknologi industri, tren harga positif, dan juga keran ekspor yang kembali dibuka.
Swasti menambahkan, bahwa perseroan menargetkan peningkatan produksi sebesar 6% hingga 8% dibandingkan tahun 2021 antara lain produksi CPO sebesar 541,643MT, Kernel sebesar 38,986 MT dan PKO sebesar 22,680 MT.
CFO Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), Jap Hartono pernah bilang,, dari segi strategi bisnis yang akan dijalankan, perseroan memilih untuk tidam membuka lahan baru.
"Melainkan dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada serta melakukan akuisisi perkebunan atau perusahaan," kata dia.
Hartono menegaskan, SSMS berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sebagai salah satu upaya membuka pangsa pasar perseroan yang lebih luas.
"Dengan kualitas produk yang lebih baik tentunya akan meningkatkan daya saing SSMS terutama di pasar ekspor yang sangat kompetitif," ujarnya.
(Taufik Fajar)