JAKARTA - Bank Indonesia diprediksi tahan suku bunga acuan di level 3,5% pada Rapat Dewan Gubernur BI Agustus 2022. Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, keputusan tersebut telah mempertimbangkan inflasi inti yang masih terkendali.
"Perkiraan ini mempertimbangkan bahwa inflasi fundamental atau inflasi inti yang masih terkendali," ujar Josua dilansir dari Antara, Senin (22/8/2022).
Inflasi inti pada Juli 2022 terjaga rendah sebesar 0,28% secara bulanan (month-to-month/mtm), yang terutama dipengaruhi oleh inflasi komoditas mobil dan sewa rumah, didorong kenaikan mobilitas masyarakat.
Namun, peningkatan tertahan oleh deflasi komoditas emas perhiasan seiring dengan pergerakan harga emas global. Secara tahunan, inflasi inti Juli 2022 masih terjaga rendah sebesar 2,86% (year-on-year/yoy), meski sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,63% (yoy).
Selain inflasi inti yang masih terjaga, Josua menilai BI akan kembali mempertahankan suku bunga kebijakan karena volatilitas nilai tukar rupiah sepanjang Agustus 2022 cenderung menurun jika dibandingkan dengan Juli 2022, meskipun saat ini rupiah cenderung melemah tipis lima poin jika dibandingkan dengan akhir Juli 2022.
"Penurunan volatilitas rupiah tersebut dipengaruhi oleh rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang cenderung menurun serta ekspektasi less-hawkish dari arah kebijakan moneter Bank Sentral AS, The Fed," katanya.