"Selain itu, kita (MRT) sangat tinggi teknologi, sistem persinyalan, telekomunikasi, autonisasia dan semuanya membutuhkan chip. Jadi begitu ada masalah semi conductor kita have a direct impact terhadap, pembiayaan dan waktu. Karena krisis ini bukan hanya bikin mahal, tapi waktu membuat bikin chip lebih lama. Karena rebutan dapatkan produk dan material tersebut," tambahnya.
Silvia juga menjelaskan bahwa estimasi biaya saat ini merupakan estimasi total dan belum menjadi estimasi cost real.
"Dan didalamnya sudah ada eskalasi harga, karena kita tau secara kontraktual itu memang faktor eskalasi harga, di mana dulu itu yang Rp22 triliun eskalasinya sampai 2025, tapi sekarang, karena kita tahu jadwalnya sudah keliatan. Dan eskalasi sharga yang sudah kita masukan sampai 2029," ungkapnya.
Dia menambahkan di dalam biaya tersebut ada contingency cost. Di mana jika ada sesuatu kegiatan di luar dugaan, baik global maupun nasional bahkan ditemukan sesuatu di lapangan di luar dugaan, atau ada bencana, estimasi tersebut sudah difaktorkan.
(Taufik Fajar)