Ibrahim memprediksikan bahwa rupiah dalam pekan ini bisa mengalami pelemahan yang signifikan sebanyak 50-60 bps karena efek dari Inggris yang hanya bersifat sementara.
Adapun demikian, dalam jangka menengah dan jangka panjang, indeks dolar diduga masih akan kuat karena bank sentral Amerika dalam minggu ini akan melakukan pertemuan terkait kenaikan suku bunga yang bisa naik 75 bps.
"Apalagi inflasi AS September diprediksi bisa capai 8,5% yang membuat indeks dolar akan semakin meninggi" ucapnya.
Ibrahim kemudian memprediksi rupiah bisa mencapai Rp 14.000 per dolar AS dalam waktu dekat ini.
(Feby Novalius)