JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa adanya pertumbuhan investasi yang cukup penting dan berarti di sisi hilir bisnis penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di tengah persaingan harga yang makin kompetitif antara stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) swasta dengan PT Pertamina (Persero).
Menanggapai hal itu, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Maompang Harahap mengatakan bahwa masih terdapat sejumlah pengajuan izin penambahan unit SPBU yang disampaikan badan usaha swasta hingga akhir tahun ini. Hanya saja, Maompang enggan memberi detil ihwal jumlahnya.
"Jumlah (SPBU) ini masih akan bertambah karena ada beberapa pengajuan izin yang masih dalam proses,β kata Maompang kepada awak media, Senin (17/10/2022).
Melansir data Kementerian ESDM, jumlah SPBU secara nasional berada di angka 13.814 unit hingga akhir September 2022. Jumlah itu berpotensi bertambah seiring dengan pengajuan izin dari badan usaha swasta tersebut.
βSecara umum jumlah SPBU sampai dengan akhir September 2022 ada 13.814,β kata dia.
Sebagaimana diketahui, langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar, serta BBM nonsubsidi yakni Pertamax, membuat tingkat persaingan di bisnis hilir migas antara Pertamina dengan perusahaan swasta kian mendekati seimbang.
Per 3 September 2022, harga Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter kini naik menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga solar subsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter. Selanjutnya, harga Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter naik menjadi Rp14.500 per liter.
Follow Berita Okezone di Google News