JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa pelemahan Rupiah terjadi bukan karena ekonomi Indonesia yang buruk. Menurutnya, Rupiah melemah karena adanya faktor eksternal, yaitu kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, yang agresif dilakukan sepanjang 2022.
"Kalau nanti ada yang sampaikan The Fed kalau masih tekan, which is kayaknya enggak lagi, dia (Rupiah) sampai Rp16 ribu, oke, kita nanti akan adjust (sesuaikan) lagi ke bawah. Jadi semua manageable (terkendali) , semua by design (terdesain), bukan karena ekonomi kita tidak bagus," katanya, dikutip dari Antara, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga:Â Dolar AS Perkasa, Rupiah Loyo ke Rp15.722/USD
Menurut Luhut, pergerakan nilai tukar Rupiah yang terjadi saat ini pun dinilai sebagai suatu hal yang wajar akibat kenaikan suku bunga acuan The Fed. Ia penyebut hampir semua negara pun terpengaruh hal tersebut.
Baca Juga:Â Rupiah Awal Pekan Melemah 0,35% ke Rp15.728/USD
"Rupiah oke, Rp15 ribu is fine (bagus), nggak ada masalah. Karena bagaimanapun pressure (tekanan) itu, dari penaikan suku bunga The Fed, itu manapun negara di dunia terpengaruh. Tapi kita terpengaruh relatively kecil," katanya.
Luhut menyebut saat ini kepercayaan investor terhadap Indonesia sudah semakin baik. Jika dulu investor menilai Indonesia sebelah mata, tapi kini tidak lagi.
Baca Juga: BuddyKu Festival, Generasi Muda Wajib Hadir
Follow Berita Okezone di Google News