JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai bahwa pribumi tidak akan bisa mempunyai smelter sendiri. Penyebabnya karena pembangunan hilirisasi selalu mengandalkan investor asing untuk menggarap sumber daya mineral yang ada di Indonesia.
"Kalau sistem perbankan kita tidak memberikan kelonggaran kepada pengusaha-pengusaha nasional, khususnya yang pribumi, bagaimana bisa (mempunyai smelter)," ujar Bahlil di kompleks parlemen, Rabu (14/12/2022).
Baca Juga: Update Proyek Smelter Freeport di Gresik, Beroperasi Mei 2024
Bahlil pun kembali menyindir perbankan di Indonesia yang kurang mendukung untuk pengusaha nasional membangun smelter sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari equitas perbankan yang diberikan mencapai 30-40%.
Menurutnya, angka tersebut cukup memberatkan para pribumi untuk membangun smelter. Padahal angka yang ideal menurut Bahlil seharusnya berada di 10-20%.
Baca Juga: Antam-PLN Teken Perjanjian Jual Beli Listrik untuk Smelter Halmahera
"Untuk membangun satu line, itu butuh investasi USD200-250 juta, perbankan kita tidak membiayai smelter, andaikan mereka membiayai equity-nya itu 30-40%, dari mana anak-anak (Indonesia) punya smelter," tutur Bahlil.