Erick menegaskan, pihaknya tidak sembarangan memberikan lampu hijau bagi BUMN yang ingin melakukan rights issue. Penambahan modal ditujukan bagi BUMN dengan industri yang memiliki prospek dan potensi baik ke depan. “Untuk memperluas bisnis, berarti permodalan harus kuat, dan bisnis serta masa depan harus bagus. Jangan hanya tambah-tambah modal, tetapi sunset industry. Perkuat modal karena memang ada investasi baru yang menjanjikan dan bukan hanya membuat proyek,” kata Erick.
Sebagai informasi, rights issue BSI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 1,4 kali. Hal ini menunjukan investor baik dari dalam dan luar negeri semakin percaya terhadap kinerja bank bersandi saham BRIS tersebut. Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan aksi korporasi ini selain berhasil meningkatkan free float sesuai dengan ketentuan yang berlaku, juga menunjukan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap kinerja fundamental perseroan.
Kemudian SMGR sukses melaksanakan right issue dengan total pemesanan mencapai 96,9% dari keseluruhan transaksi. Aksi korporasi ini menjadi salah satu langkah strategis yang dilakukan SMGR untuk mendukung kinerja perusahaan terutama untuk program-program ESG dan pengembangan bisnis. SMGR berhasil menyerap rights issue porsi publik sebesar 93,68% setara Rp2,56 triliun, dengan begitu total dana yang diraup senilai Rp5,4 triliun.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)