Saksi menyampaikan situasi pada saat harga eceran tertinggi (HET) berlaku, SATP menerima keluhan dari D2 bahwa produk sudah habis, sedangkan permintaan tinggi namun pabrik tidak dapat memenuhi. Pada periode Januari – Maret 2022 tidak ada penambahan D2.
"Harga jual D2 adalah kebijakan sendiri, namun PT SATP memberikan rekomendasi harga tersendiri," ujar saksi dalam keterangan.
Saksi menambahkan ketika dimulainya HET, tidak ada penambahan D2. Setelah HET berakhir, ada 10 (sepuluh) distributor yang mengundurkan diri.
Hal ini disebabkan oleh belum adanya penggantian atas pembayaran klaim, bahkan hingga saat ini.
Kehadiran Minyakita juga memberikan dampak secara langsung. Cashflow yang terganggu serta bisnis yang kurang menguntungkan mengakibatkan banyak D2 yang memilih mundur.
"Saksi menambahkan, siapa saja bisa menjadi D2, tetapi akan dilihat berdasarkan kemampuan jaringan serta kemampuan finansialnya. Saksi menyatakan SATP menjaga agar jangan sampai D2 mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya," tutup keterangan pada siaran pers tersebut.
(Zuhirna Wulan Dilla)