Share

Sri Mulyani Ungkap Alasan Tak Biayai Vaksin dan Pasien Covid-19 di 2023

Michelle Natalia, MNC Portal · Kamis 26 Januari 2023 12:08 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 26 320 2753387 sri-mulyani-ungkap-alasan-tak-biayai-vaksin-dan-pasien-covid-19-di-2023-l8fqi4BGVH.jpeg Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa belanja negara di APBN mencapai Rp3.061 triliun di 2023. Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan realisasi sementara belanja negara 2022 di Rp3.090,8 triliun.

"Ini karena semua belanjanya dinormalized, tetapi sebetulnya turunnya enggak jauh amat. Belanja kita yang naik hampir Rp1.000 triliun (sejak pandemi) tetap disitu. Lah kalau kita sudah tidak mengeluarkan untuk vaksin, tidak merawat pasien, uangnya kemana? Kan kayak gitu," ujar Sri dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (26/1/2023).

"Karena uang total belanjanya tetap di Rp3.000 triliun, tapi sekarang kita gak mengeluarkan untuk vaksin dan pembayaran pasien Covid-19," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa uangnya di tahun 2022 untuk subsidi BBM, sebesar Rp555 triliun dan semuanya belanja supporting. Sehingga di tahun 2023 ini, harga BBM cenderung turun, namun tetap punya ruangan fiskal yang cukup.

"Memang, ketidakpastian yang ada adalah dari sisi penerimaan negara yaitu harga-harga komoditas dan prospek perekonomian global," aku Sri.

Namun untuk tahun 2023, pihaknya akan tetap mengalokasikan belanja negara untuk pendidikan sebesar Rp612,2 triliun, kesehatan (mayoritas non COVID-19) Rp178,7 triliun, perlindungan sosial Rp476 triliun, ketahanan pangan Rp104,2 triliun, ketahanan energi (termasuk subsidi) Rp341,3 triliun, infrastruktur Rp392,1 triliun, dan pertahanan keamanan Rp316,9 triliun.

Follow Berita Okezone di Google News

"Pak Menkes sekarang bicaranya soal kanker serviks, stunting, tuberculosis, karena itu adalah situasi tantangan kesehatan yang masih harus kita perhatikan. Perlindungan sosial ini cukup tebal, dan sebetulnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2022, anggaran ketahanan pangan juga lebih tinggi dari dua tahun terakhir," tambahnya.

Maka dari itu, APBN tetap fleksibel dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Sehingga, diharapkan di tahun 2023, Indonesia tetap melanjutkan pemulihan ekonomi.

"Kita tetap optimis, menjaga stabilitas tetapi juga mengurangi kesenjangan," tandas Sri.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini