Di area sistem pembayaran, implementasi interkoneksi sistem pembayaran yang saling terhubung antar negara melalui Regional Payment Connectivity (RPC) akan terus diperluas dalam rangka digitalisasi pembayaran lintas negara.
"Pada November 2022 kemarin, telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand," tuturnya.
Sementara itu, dalam implementasi pilar Sustainability, ASEAN telah mengembangkan ASEAN Taxonomy versi kedua yang merupakan sistem atau 'kamus' untuk menggolongkan kegiatan ekonomi di kawasan untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang dapat memperoleh green financing dengan biaya yang lebih murah. Taksonomi ini diharapkan bisa diterima dan didukung oleh para Menteri dan Gubernur Bank Sentral pada pertemuan bulan Maret 2023.
Untuk beralih bahan bakar fosil ke energi terbarukan, dibutuhkan transisi. Untuk itu, Indonesia telah melakukan beberapa aktivitas transisi seperti pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara dan Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) yang akan mendapatkan pembiayaan transisi (transition finance).
Dari Pilar Digital Economy, pembahasan didorong lebih lanjut terkait inisiatif-inisiatif dalam mendukung inklusi dan literasi keuangan digital bagi UMKM di kawasan ASEAN.
Selanjutnya, sebagai penguat pesan pertemuan utama tersebut, akan hadir sejumlah pertemuan pendukung/side events tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, yaitu gala seminar (29 Maret 2023) bertajuk Enhancing Policy Calibration for Macro-Financial Resilience serta tiga high level seminar (HLS) yaitu i) From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era (28 Maret 2023) ii) High Level Seminar Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion (28 Maret 2023), iii) Aligning Policies for Climate Transition (29 Maret 2023).
(Feby Novalius)