JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD149,53 juta atau sekitar Rp2,33 triliun. Kondisi ini berbeda dengan priode yang sama tahun lalu masih membukukan laba bersih sebesar USD151,98 juta atau sekitar Rp2,17 triliun.
Direktur Chandra Asri Petrochemical, Suryandi mengatakan, tahun 2022 merupakan tahun yang sangat menantang bagi industri petrokimia Lingkungan ekonomi makro global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan permintaan yang belum pernah diperkirakan sebelumnya, mengingat lockdown yang berkepanjangan di China, lingkungan inflasi dengan suku bunga yang meningkat pesat, dan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
“Harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan margin petrokimia tergerus,” ujarnya dikutip Harian Neraca, Selasa (4/4/2023).
Selain merugi, pendapatan perseroan juga terkoreksi 7,6% menjadi USD 2,38 miliar dibandingkan dengan 2021 yang mencapai USD2,58 miliar. Manajemen menjelaskan penurunan pendapatan dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan permintaan eksternal yang menyebabkan volume penjualan terkoreksi secara keseluruhan pada 2022.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan meningkat sebesar 7,6% year-on-year (YoY) menjadi USD2,39 miliar pada 2022 dibandingkan dengan USD2,23 miliar pada 2021.