Pertumbuhan tipis laba BTPS seiring dengan beban operasional lainnya yang menebal 12% mencapai Rp727,66 miliar dari Rp648,93 miliar. Sementara dari sisi rasio penting perusahaan, net operationg margin (NOM) terkoreksi sebesar 147 basis poin (bps) menjadi 10,25%.
BTPS juga mencatatkan penurunan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) susut 211 bps menjadi 21,29% dan imbal balik aset (return on asset/ROA) melemah 114 bps menjadi 9,98%.
Dari sisi intermediasi, sepanjang tahun berjalan BTPS telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp11,8 triliun tumbuh 11,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp10,6 triliun. Dengan demikian, BTPS membukukan total aset mencapai Rp22,1 triliun.
Seiring dengan pertumbuhan portofolio pembiayaan tersebut, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross meningkat dari 2,41% menjadi 3%. Pada periode yang sama NPF net juga naik dari 0,14% menjadi 0,50%.
Manajemen BTPS menjelaskan bahwa bank tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal kuat. Capital adequacy ratio (CAR) bank anak usaha PT Bank BTPN Tbk ini berada pada level 51,7%, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
Adapun dari sisi pendanaan, himpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga kuartal I 2023 sebesar Rp12,8 triliun, naik 15,94% yoy.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)