JAKARTA - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) meraup laba bersih sebesar USD458,04 juta setara Rp6,72 triliun di kuartal I 2023. Capaian itu naik 14,49% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD400,07 juta.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh kinerja operasional dan penjualan yang juga naik di kuartal I 2023. Di mana, produksi dan penjualan perseroan kompak naik 29% menjadi masing-masing sebesar 15,69 juta ton dan 15,72 juta ton.
“Karena harga bersifat fluktuatif, kami selalu menekankan keunggulan operasional dan disiplin biaya, dengan dukungan model bisnis yang terintegrasi,” kata Presiden Direktur dan CEO Adaro, Garibaldi Thohir dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (4/5/2023).
Per Maret 2023, penjualan perseroan mencapai USD1,83 miliar atau Rp27,01 triliun, naik 50,12% dari periode yang sama tahun 2021 yang sebesar USD1,22 miliar. Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) sebesar 17% berkat harga batu bara yang tinggi.
Secara rinci, penjualan batu bara ekspor tercatat sebesar USD1,54 miliar atau Rp22,63 triliun dan penjualan batu bara domestik tercatat sebesar USD251,41 juta atau Rp3,69 triliun.
Kemudian, pendapatan dari segmen jasa pertambangan domestik tercatat sebesar USD32,51 juta atau Rp477,75 miliar, pendapatan jasa sewa sebesar USD53 ribu atau Rp778,67 juta, serta pendapatan lainnya sebesar USD13,91 juta atau Rp204,49 miliar.